Sabtu, 17 September 2011

The Concept Art of my character 'Antareja'

Analisa Character
          
            Karakter Antareja yang saya buat menggambarkan seorang laki-laki dengan sisik di sekitar tubuhnya, karena ia adalah anak dari Bima dan Dewi Nagagini, putri dewa bangsa ular manusia Sang Hyang Antaboga. Antareja lahir dan dibesarkan sendiri oleh ibunya Nagagini, setelah ayahnya Bima pergi meninggalkan Dewi Nagagini dalam keadaan mengandung. Dari pernyataan ini saya menganalisa bahwa Antareja akan memiliki sifat feminim, memiliki tubuh yang gagap seperti keturunan Bima dan tubuh yang bersisik karena keturunan dari ibunya. Karena sifatnya yang agak feminim, penggambaan Antareja menggunakan baju yang sebagian besar menutupi tubuhnya, terlebih sisik-sisiknya yang terletak di tangannya.

            Diceritakan pula ia kebal terhadap senjata, untuk menambahkan kesan kekuatannya maka digambarkan pula beberapa pelindung seperti di tangan dan di badan. Kesaktian Antareja yang lain adalah ia dapat berjalan di atas tanah dan menembus bumi, maka Antareja ini digambarkan tidak memakai alas kaki dengan kesan bahwa kakinya yang memiliki kekuatan dan bukan alas kakinya yang memiliki kekuatan. Selain itu pemilihan penggambaran Antareja tanpa alas kaki juga didasarkan pada suatu scene dimana ia menjilat telapak kakinya sendiri untuk berkorban. Ia memakai mahkota yang berbeda dari biasanya. Pewayangan biasanya memakai mahkota dengan lingkaran yang ke atas, bentuk mahkota seperti ini sering diartikan sebagai gatotkaca, sehingga untuk membedakannya mahkota yang dipakai Antareja mengalami modifikasi. Oleh karena itu referensi mahkota Antareja diambil dari gambar karakter Mahabharata, mitologi asli yang memuat karakter Antareja, Pandawa dan lainnya.

            Sifat Antareja yang ditonjolkan di sini adalah pemalu, kalem, pendiam, bijaksana dan jujur. Sifatnya yang pendiam dan pemalu karena ia dibesarkan oleh ibu dan kakeknya di dasar bumi, sehingga kurangnya pergaulan dengan dunia luar. Ia juga digambarkan tidak bisa terbang karena didasarkan pada pernyataan 'Antareja memiliki kemampuan dapat menjauhkan dari kematian selama masih menyentuh bumi/tanah'  maka disimpulkan ia harus tetap berada di atas tanah selama bertarung sehingga ia dapat menghindar dari kematian.


Stereotype 

     Antareja adalah sosok perwayangan yang dikenal sebagai ksatria yang bersisik. Sisiknya berwarna hijau kebiruan. Sebagai seorang yang dikatakan memiliki kekuatan maka penggambaran Antareja memiliki perawakan tegap dan perkasa. Diceritakan pula ia kebal terhadap senjata serta mampu menembus bumi.

Archetype

   Antareja memiliki sifat yang penyayang dan bijaksana. Dibesarkan oleh ibunya Dewi Nagagini dan kakeknya Hyang Anantaboga menjadikan ia tumbuh sebagai sosok yang lembut, kalem dan jujur. Sejak kecil ia besama ibu dan kakeknya tinggal di Saptapratala (dasar bumi), karena itu Antareja mampu menembus bumi dan tidak dapat mati selama masih menyentuh bumi. Antareja kemudian berkembang menjadi sesosok yang pendiam karena kurangnya pergaulan semasa kecilnya

Data Verbal

   Antareja adalah putera Bima/Werkundara, salah satu dari lima satria Pandawa, dengan Dewi Nagagini, putri Hyang Anantaboga dengan Dewi Supreti dari Kahyangan Saptapratala. Antareja mempunyai 2 (dua) orang saudara lelaki lain ibu, bernama: Raden Gatotkaca, putra Bima dengan Dewi Arimbi, dan Arya Anantasena, putra Bima dengan Dewi Urangayu.  

Sejak kecil Antareja tinggal bersama ibu dan kakeknya Hyang Anantaboga di Saptapratala (dasar bumi).. Setelah lahir, bayi Antareja dilumuri air liur oleh kakeknya sehingga ia kebal terhadap senjata. Ia tumbuh menjadi sosok pemuda tampan tetapi badannya memiliki sisik seperti ular. Hal tersebut dikarenakan Hyang Antaboga kakek dari Antareja merupakan Dewanya ularmempunyai dua wujud, yaitu kadang berujud Dewa dan kadang berujud ular naga yang menakutkan. Antareja dapat mencelakai atau membunuh musuh dari jarak jauh, hanya dengan menjilat bekas jejak telapak kaki musuh.

   Antareja berkulit napakawaca, sehingga kebal terhadap senjata. Antareja juga memiliki cincin mustikabumi, pemberian ibunya, yang mempunyai kesaktian, menjauhkan dari kematian selama masih menyentuh bumi/tanah, dan dapat digunakan untuk menghidupkan kembali kematian di luar takdir. Kesaktian lain Antareja dapat hidup dan berjalan didalam bumi

    Antareja memiliki sifat dan perwatakan : jujur, pendiam, sangat berbakti pada yang lebih tua dan sayang kepada yang muda, rela berkorban dan besar kepercayaanya kepada Sang Maha Pencipta. Antareja menikah dengan Dewi Ganggi, putri Prabu Ganggapranawa, raja ular/taksaka di Tawingnarmada, dan berputra Arya Danurwenda. Setelah dewasa Antareja menjadi raja di negara Jangkarbumi bergelar Prabu Nagabaginda. Antareja meninggal menjelang perang Bharatayuda atas kemauannya sendiri dengan cara menjilat telapak kakinya sebagai korban dalam perang Bharatayuda.

Data VISUAL


                                                    wayang golek Antareja (Jawa Barat)


Antareja Banyumas


Antareja Solo

 Mahabarata ( referensi membuat mahkota Antareja serta warna pakaian )
Antareja Versi Cirebon
(Referensi membuat aksesoris di tangan dan membuat celana)


 Antareja Warna versi Cirebon

Wayang golek Antareja Sunda
(Referensi membuat batik di pinggang dan aksesoris di leher serta perhiasan di telinga)